Sayangilah Aku Hingga Ujung Waktu
Author: Abu Aufa
Kalau kita berbicara tentang pernikahan, pasti semua
mengharapkan yang enak-enak atau kondisi ideal. Normal
aja dong, kalau mengharapkan kriteria ideal untuk
calon pasangan hidupnya. Sang pemuda mengharapkan
calon istri yang cantik jelita, keluarganya tajir,
pinter, akhlak mulia, sholehah, dll. Begitu juga sang
wanita ingin punya suami yang ganteng, kaya, sabar,
pinter, bertanggung jawab, setia, akhlaknya memikat,
dan sebagainya. Coba bayangin semua ini terjadi pada
diri kita, wuah...surga dunia tuh! Siapa sih yang gak
mau, iya gak?
Saat kita lanjut usia, rambut mulai satu-persatu
rontok, raga pun perlahan rapuh dan sepuh, sang istri
atau suami masih tetap setia mendampingi. Saat di
pembaringan, ada yang mijitin pundak hingga kitapun
tertidur pulas. Saat dingin menyerang rangkulan
kekasih pun semakin erat, bersama saling menopang saat
kaki-kaki kita semakin melemah. Kalau sedih ada yang
menghibur, saat senang, apalagi, wuah...uendah nian.
Namun, menurut Hasan Al Banna, waktu itu adalah
kehidupan, ia tak pernah berhenti sesaatpun, seiring
waktu berlalu, istri semakin keriput dan endut. Tapi
menurut sang suami, "Istriku masih yang tercantik,"
sementara suami pun perutnya udah buncit, tapi menurut
sang istri, "Engkaulah satu-satunya Pangeran dalam
istana hatiku."
Kebesaran Allah SWT pun selalu tampak di dalam rumah
tangga. Setiap anggota keluarga melakukan sholat
berjamaah, qiyamullail, membaca Al Qur'an, tasbih,
tahmid, saling bertausyiah, bermaafan, menasehati, dan
mengingatkan. Inilah hasil dari sepasang anak manusia
yang menikah karena ingin mengharapkan ridho-Nya dan
cita-cita Islam serta kemegahan ajaran-Nya. Inilah dia
surga yang disegerakan sebelum surga yang kekal abadi.
Semua diatas adalah harapan setiap pasangan. Namun,
tak jarang juga ditemukan dalam suatu keluarga yang
terjadi adalah sebaliknya. Dari istri yang dibilang
gak pinter mengatur rumah tangga, menjaga anak, atau
suami yang selalu pulang malam tak peduli dengan anak
dan istri, dan macam-macam lagi. Kata nista, kata-kata
yang nyelekit, tuduhan, makian bahkan saling memukul,
bisa juga terjadi pada sebuah keluarga, yang gini nih
sepet banget! Rumah tangga serasa bagai hidup di
neraka, tak ada ketenangan apalagi kasih sayang.
Emang ya, segala sesuatu itu bisa tak seindah bayangan
semula. Ada bunga-bunga indah, namun cukup banyak juga
onak dan duri yang siap menghadang. Karena itu,
berbagai masalah kehidupan dalam lembaga pernikahan
harus dihadapi secara realistis oleh setiap pasangan.
Apalagi hidup di zaman seperti sekarang ini memang tak
mudah, namun Al Qur'an memberikan arahan dalam
kehidupan berumah tangga, ".... dan musyawarahkanlah
di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik.... [QS
Ath Thalaaq: 6] "..... dan janganlah kamu menyusahkan
mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari
apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan
bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian, bila
kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS An
Nisaa': 19]
Seperti gading, tak ada yang tak retak, begitu juga
manusia, tak ada yang sempurna. Setiap kita pasti ada
kekurangannya, bisa saja seorang suami atau istri
terlihat mempunyai satu kekurangan, namun kalau
dipikir-pikir lebih banyak kelebihannya. Apakah
kekurangannya saja yang diperhatikan oleh pasangannya
atau kedua-duanya dengan pertimbangan yang adil?
Konflik dalam kehidupan rumah tangga juga tak jarang
menyebabkan banyak pasangan kehilangan cinta yang
dulunya mempersatukan mereka, dan Allah SWT juga telah
memberikan arahan yang jelas, "Hai orang-orang mu'min,
sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu
ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah
kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak
memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS At
Taghaabun: 14]
Karena itu, sesungguhnya dalam kehidupan berkeluarga
yang kita harapkan adalah indahnya keampunan Allah dan
surga-Nya, juga kasih sayang orang-orang yang terdekat
dengan kita, yang setiap hari saling membutuhkan,
karena itu 'sayangilah aku (pasangan hidup) hingga
ujung waktu.'
Wahai akhi wa ukhti fillah, mari kita saling mendoakan
ya,
Semoga dengan kita mengambil panduan Al Qur'an dan
sunnah Rasul-Nya serta contoh teladan dari keluarga
Rasulullah SAW, akan semakin banyak rumah tangga yang
tadinya kurang sakinah kembali menjadi sakinah, rumah
tangga yang sakinah menjadi lebih sakinah, dan insya
Allah pula saudara-saudara yang belum berumah tangga
dikabulkan do'anya berupa pasangan hidup yang sholeh
atau sholehah, aamiin allahumma aamiin.
Wallahu alam bi showab,
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
Abu Aufa